You Are Here : Home »
Sulit Menghafal Al-Qur’an?
Posted by : Abu Fath on :Saturday, 1 March 2014 0 comments
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Qomar yang artinya:”Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” Allah telah mengulang ayat ini dalam surat yang sama sebanyak empat kali, yakni ayat ke 17, 22, 32, dan 40. Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah telah memudahkan al-Qur’an untuk dibaca, dihafal dan dipelajari maknanya sebagaimana yang telah di sebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya.
Dalam ayat yang lain Allah juga telah berfirman yang artinya: ”Maka sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa”. (Maryam: 97).
Namun dalam kenyataannya, tidak jarang kita mendapatkan sebagian dari kita mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, Pagi hari menghafal, sore harinya tidak jarang yang sudah lupa, begitu dan seterusnya. Maka setiap kita yang mengalami hal yang demikian harus senantiasa instropeksi diri (muhasabah). Sebab kalau kita perhatikan dengan seksama dan dengan penuh kejujuran dan kesadaran terhadap diri kita, maka akan kita dapatkan bahwa sulitnya kita dalam menghafal Al-Qur’an tidak akan terlepas minimal dari dua sebab berikut:
Kita belum mencurahkan seluruh potensi kita?.
Inilah pertanyaan pertama yang mesti kita jawab. Mari kita merenung sejenak, betapa banyak waktu yang sebenarnya masih kita sia-siakan tanpa aktifitas yang bermanfaat. Kita belum merealisasikan firman Allah dalam surat asy-syarh ayat 7 yang artinya:”Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”dan juga sebagaimana yang dikatakan oleh pepatah arab “Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat”
Maka kita harus bakhil dan penuh perhitungan terhadap waktu, jangan sampai waktu kita lewatkan begitu saja tanpa berinteraksi dengan Al-Qur’an. Dan kita harus senantiasa menyadari bahwa semudah apa pun suatu pekerjaan -termasuk dalam hal ini menghafal Al-Qur’an- kalau tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya pun tidak akan maksimal.
Maka solusi dari permasalahan yang pertama ini, tandzimul auqoot (manajemen waktu) menjadi suatu keharusan. karena pada hakikatnya menghafal Al-Qur’an tidak hanya bermodalkan kecerdasan otak semata, Tetapi yang lebih penting dari itu adalah pandainya seseorang dalam mengatur waktunya dan istiqomah.
Bagaimana kita saksikan Imam Syafi’i yang dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau melaksanakan sholat subuh dengan memakai wudhu sholat isya’. Ini menunjukkan bahwa beliau tidak tidur semalaman untuk menelaah ilmu. Lalu bagaimana dengan kita…..???? apakah kemudian pantas kita bersantai-santai, banyak bersenda gurau, banyak tidur, tapi ingin mendapatkan ilmu sebagaimana yang didapatkan oleh imam Syafi’I ???
Pengaruh dosa dan maksiat
Di antara dampak dosa dan maksiat yaitu terhalangnya ilmu syar’I- termasuk di dalamnya Al-Qur’an- dari diri kita. Padahal ilmu syar’ilah yang akan menghantarkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa serta jalan yang paling cepat dan mudah untuk sampai kepada Allah. Sebagaimana perkataan Ibnu Rajab ketika menjelaskan hadist “barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” dia berkata: “ilmu itu menunjukkan jalan menuju kepada Allah dan merupakan salah satu jalan paling dekat dan paling mudah. Maka barang siapa menggunakan ilmu dan tidak menyimpang darinya, niscaya akan sampai kepada Allah dan surga melalui jalan paling dekat dan mudah”.
Salah seorang salaf berkata:” Bagaimana seseorang akan bertakwa, jika ia tidak mengerti apa yang harus dijauhi?”
Ibnu Rajab juga berkata: ”pangkal takwa adalah: hendaknya hamba mengetahui apa yang harus dijauhinya, kemudian menjauhinya”.
Beliau juga berkata: ”barang siapa menempuh suatu jalan yang dikiranya jalan menuju surga, tanpa mempunyai ilmu, maka benar-benar telah menempuh jalan yang sangat sukar dan berat, meski demikian tidak akan menyampaikannya kepada tujuan”.
Maka kepada para penghafal Al-Qur’an hendaknya ia bermujahadah dalam meninggalkan dan menjauhi kemaksiatan, sebab dosa dan kemaksiatan adalah faktor utama terhalangnya ilmu syar’I (Al- Qur’an) dari hati kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik.
Ketika Imam Syafi’i duduk di hadapan Imam Malik dan membacakan kitab Muwatho’, maka Imam Malik terheran-heran terhadap cahaya dan sinar kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman Imam Syafi’i, maka Imam Malik berkata: ”Sesungguhnya aku melihat bahwa Allah telah menanamkan cahaya dalam hatimu maka janganlah kamu padamkan cahaya itu dengan gelapnya kemaksiatan”.
Dan sungguh para salafussholih mengetahui bahwa meninggalkan maksiat adalah prinsip utama yang harus dimiliki untuk mendapatkan ilmu. Bisyr bin Harits berkata: ”jika engkau ingin mendapatkan ilmu maka janganlah bermaksiat”.
Al-Qosim bin Abdurrahman berkata:“ Abdullah berkata; saya kira orang yang lupa akan ilmunya itu disebabkan kesalahan yang ia kerjakan“.
Dan di antara dampak positif kemaksiatan terhadap ilmu adalah apa yang diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i Rahimahullahu, dan beliau adalah orang yang terkenal dengan kecerdasan otaknya serta cepatnya dalam menghafal. Baliau mengadu kepada gurunya, Waqi’, bahwa suatu hari beliau mengalami kekacauan dalam menghafal. Maka gurunya menunjukkan obatnya, yaitu meninggalkan maksiat, dan mengosongkan hati dari hal-hal yang dapat menjauhkannya dari Allah. Sebagaimana perkataan beliau yang sangat terkenal; aku mengadu kepada Waqi’ terhadap kacaunya hafalanku, maka beliau menasihatiku agar meninggalkan kemaksiatan. Dan ia memberitahuku bahwasanya ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
Memang manusia tidak akan ada yang terlepas dari dosa sama sekali. Setiap manusia pasti pernah terjatuh di dalam perbuatan dosa, akan tetapi bagi kita para penghafal Al-Qur’an dan para penuntut ilmu syar’i senantiasa berusaha menjauhi kemaksiatan baik yang kecil apalagi yang besar, serta senantiasa memperbanyak istighfar. Sebagaimana sabda Rasulullaah sholallahu `alaihi wa salam yang artinya ”setiap anak keturunan adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat“.
Ibunda Aisyah rodhiyallahu ‘anha juga berkata: “maka beruntunglah orang-orang yang nanti di akhirat mendapatkan shohifah (lembaran catatan amal)nya penuh dengan istighfar“
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing lisan kita untuk senantiasa basah dengan banyaknya istighfar kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, amiin yaa mujibas saailin…..
Itulah dua hal minimal yang semestinya senantiasa menjadi perhatian para penghafal Al-Qur’an, senantiasa memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bernilai ibadah di sisi Allah. Dan seharusnya setiap muslim apalagi para pembawa bendera islam (Al-Qur‘an) menjadikan hadits:
من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه
Sebagai mizan di dalam beramal, sehingga setiap hendak melakukan sesuatu amal dia senantiasa melihat dan menimbang dengan hadits tersebut, apakah ada manfaat dunia atau akhiratnya. Kalau ada manfaat baik dunia atau pun akhirat maka dia kerjakan namun jika tidak ada manfaat dunia apalagi akhirat dia tinggalkan. Dan juga senantiasa bertaubat dan beristighfar kepada Allah subhaanahu wa ta’alaa……..
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap hidup bersama Al-Qur’an sampai akhir hayat kita amiiiiin ya rabbal ‘alamiin
Sumber : http://www.isykarima.com
Dalam ayat yang lain Allah juga telah berfirman yang artinya: ”Maka sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa”. (Maryam: 97).
Namun dalam kenyataannya, tidak jarang kita mendapatkan sebagian dari kita mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, Pagi hari menghafal, sore harinya tidak jarang yang sudah lupa, begitu dan seterusnya. Maka setiap kita yang mengalami hal yang demikian harus senantiasa instropeksi diri (muhasabah). Sebab kalau kita perhatikan dengan seksama dan dengan penuh kejujuran dan kesadaran terhadap diri kita, maka akan kita dapatkan bahwa sulitnya kita dalam menghafal Al-Qur’an tidak akan terlepas minimal dari dua sebab berikut:
Kita belum mencurahkan seluruh potensi kita?.
Inilah pertanyaan pertama yang mesti kita jawab. Mari kita merenung sejenak, betapa banyak waktu yang sebenarnya masih kita sia-siakan tanpa aktifitas yang bermanfaat. Kita belum merealisasikan firman Allah dalam surat asy-syarh ayat 7 yang artinya:”Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).”dan juga sebagaimana yang dikatakan oleh pepatah arab “Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat”
Maka kita harus bakhil dan penuh perhitungan terhadap waktu, jangan sampai waktu kita lewatkan begitu saja tanpa berinteraksi dengan Al-Qur’an. Dan kita harus senantiasa menyadari bahwa semudah apa pun suatu pekerjaan -termasuk dalam hal ini menghafal Al-Qur’an- kalau tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh maka hasilnya pun tidak akan maksimal.
Maka solusi dari permasalahan yang pertama ini, tandzimul auqoot (manajemen waktu) menjadi suatu keharusan. karena pada hakikatnya menghafal Al-Qur’an tidak hanya bermodalkan kecerdasan otak semata, Tetapi yang lebih penting dari itu adalah pandainya seseorang dalam mengatur waktunya dan istiqomah.
Bagaimana kita saksikan Imam Syafi’i yang dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau melaksanakan sholat subuh dengan memakai wudhu sholat isya’. Ini menunjukkan bahwa beliau tidak tidur semalaman untuk menelaah ilmu. Lalu bagaimana dengan kita…..???? apakah kemudian pantas kita bersantai-santai, banyak bersenda gurau, banyak tidur, tapi ingin mendapatkan ilmu sebagaimana yang didapatkan oleh imam Syafi’I ???
Pengaruh dosa dan maksiat
Di antara dampak dosa dan maksiat yaitu terhalangnya ilmu syar’I- termasuk di dalamnya Al-Qur’an- dari diri kita. Padahal ilmu syar’ilah yang akan menghantarkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa serta jalan yang paling cepat dan mudah untuk sampai kepada Allah. Sebagaimana perkataan Ibnu Rajab ketika menjelaskan hadist “barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” dia berkata: “ilmu itu menunjukkan jalan menuju kepada Allah dan merupakan salah satu jalan paling dekat dan paling mudah. Maka barang siapa menggunakan ilmu dan tidak menyimpang darinya, niscaya akan sampai kepada Allah dan surga melalui jalan paling dekat dan mudah”.
Salah seorang salaf berkata:” Bagaimana seseorang akan bertakwa, jika ia tidak mengerti apa yang harus dijauhi?”
Ibnu Rajab juga berkata: ”pangkal takwa adalah: hendaknya hamba mengetahui apa yang harus dijauhinya, kemudian menjauhinya”.
Beliau juga berkata: ”barang siapa menempuh suatu jalan yang dikiranya jalan menuju surga, tanpa mempunyai ilmu, maka benar-benar telah menempuh jalan yang sangat sukar dan berat, meski demikian tidak akan menyampaikannya kepada tujuan”.
Maka kepada para penghafal Al-Qur’an hendaknya ia bermujahadah dalam meninggalkan dan menjauhi kemaksiatan, sebab dosa dan kemaksiatan adalah faktor utama terhalangnya ilmu syar’I (Al- Qur’an) dari hati kita. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik.
Ketika Imam Syafi’i duduk di hadapan Imam Malik dan membacakan kitab Muwatho’, maka Imam Malik terheran-heran terhadap cahaya dan sinar kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman Imam Syafi’i, maka Imam Malik berkata: ”Sesungguhnya aku melihat bahwa Allah telah menanamkan cahaya dalam hatimu maka janganlah kamu padamkan cahaya itu dengan gelapnya kemaksiatan”.
Dan sungguh para salafussholih mengetahui bahwa meninggalkan maksiat adalah prinsip utama yang harus dimiliki untuk mendapatkan ilmu. Bisyr bin Harits berkata: ”jika engkau ingin mendapatkan ilmu maka janganlah bermaksiat”.
Al-Qosim bin Abdurrahman berkata:“ Abdullah berkata; saya kira orang yang lupa akan ilmunya itu disebabkan kesalahan yang ia kerjakan“.
Dan di antara dampak positif kemaksiatan terhadap ilmu adalah apa yang diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i Rahimahullahu, dan beliau adalah orang yang terkenal dengan kecerdasan otaknya serta cepatnya dalam menghafal. Baliau mengadu kepada gurunya, Waqi’, bahwa suatu hari beliau mengalami kekacauan dalam menghafal. Maka gurunya menunjukkan obatnya, yaitu meninggalkan maksiat, dan mengosongkan hati dari hal-hal yang dapat menjauhkannya dari Allah. Sebagaimana perkataan beliau yang sangat terkenal; aku mengadu kepada Waqi’ terhadap kacaunya hafalanku, maka beliau menasihatiku agar meninggalkan kemaksiatan. Dan ia memberitahuku bahwasanya ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
Memang manusia tidak akan ada yang terlepas dari dosa sama sekali. Setiap manusia pasti pernah terjatuh di dalam perbuatan dosa, akan tetapi bagi kita para penghafal Al-Qur’an dan para penuntut ilmu syar’i senantiasa berusaha menjauhi kemaksiatan baik yang kecil apalagi yang besar, serta senantiasa memperbanyak istighfar. Sebagaimana sabda Rasulullaah sholallahu `alaihi wa salam yang artinya ”setiap anak keturunan adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang senantiasa bertaubat“.
Ibunda Aisyah rodhiyallahu ‘anha juga berkata: “maka beruntunglah orang-orang yang nanti di akhirat mendapatkan shohifah (lembaran catatan amal)nya penuh dengan istighfar“
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing lisan kita untuk senantiasa basah dengan banyaknya istighfar kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, amiin yaa mujibas saailin…..
Itulah dua hal minimal yang semestinya senantiasa menjadi perhatian para penghafal Al-Qur’an, senantiasa memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang bernilai ibadah di sisi Allah. Dan seharusnya setiap muslim apalagi para pembawa bendera islam (Al-Qur‘an) menjadikan hadits:
من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه
Sebagai mizan di dalam beramal, sehingga setiap hendak melakukan sesuatu amal dia senantiasa melihat dan menimbang dengan hadits tersebut, apakah ada manfaat dunia atau akhiratnya. Kalau ada manfaat baik dunia atau pun akhirat maka dia kerjakan namun jika tidak ada manfaat dunia apalagi akhirat dia tinggalkan. Dan juga senantiasa bertaubat dan beristighfar kepada Allah subhaanahu wa ta’alaa……..
Mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap hidup bersama Al-Qur’an sampai akhir hayat kita amiiiiin ya rabbal ‘alamiin
Sumber : http://www.isykarima.com
Waspadalah, Sajadah Beradegan Seks dan Berlambang Dajjal Freemason
Posted by : Abu Fath on :Thursday, 20 February 2014 0 comments


Freemason – Mater Karpet Berdasarkan gambar Master Karpet di atas, saya mengambil tiga cirinya; Lantai Catur (hitam/putih)/Checkered Floor, Bintang & Bulan dan 2 tiang yang dikenali sebagai Joachim dan Boaz. Sekarang kita akan perhatikan contoh salah satu Sajadah yang telah diambil. Silakan perhatikan baik-baik Sajadah dengan 3 ciri freemason: Checkered floor, Bulan & bintang, dan 2 tiang (Joachim & Boaz) Perhatikan Sajadah di atas, ia juga mempunyai 3 ciri yang saya sebutkan, yaitu bintang dan bulan, lantai berpetak (checkered floor) dan 2 tiang. Bagaimana? Percaya tidak percaya simbol-simbol Yahudi itu ada di Sajadah kita.
Freemason




Hukum Tulisan Arab di Dinding Rumah
Posted by : Abu Fath on :Tuesday, 1 March 2011 0 comments

Rumah yang di dindingnya tertempel tulisan arab (kaligrafi) terasa indah dipandang mata. Apabila ayat-ayat Al Quran yang tertempel di dinding dimaksudkan sebagai jimat atau tolak bala' maka hal ini tidak sesuai dengan tututan Islam. Sebagaimana sabda Rosulullah Salallahu alaihi wa Sallam : " Jangan kalian jadikan rumah-rumahmu seperti kuburan. Sesungguhnya syetan itu akan lari dan menjauh dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah " (HR. Muslim).
Hadist ini mengajarkan bahwa yang ditakuti oleh syetan adalah ayat dan doa yang dibaca bukan yang ditempel di dinding.
Apa yang harus dilakukan agar rumah kita nyaman dari gangguan syetan ?
Rasulullah Salallahu alaihi wa Sallam mengajarkan agar ketika menempati rumah atau tempat baru melakukan :
- Membaca doa ; " A'udzu bikalimatillahittammati min syarri ma khalaq " (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya). Rasulullah bersabda : "barangsiapa menempati suatu tempat kemudian membaca " A'udzu bikalimatillahittammati min syarri ma khalaq " maka tidak ada sesuatu apapun yang membahayakannya sampai ia meninggalkan tempat itu. (HR. Muslim)
- Membaca salam ketika mau masuk rumah. " Maka apabila kamu memasuki rumah hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya (yang bearti memberi salam kepada dirimu sendiri) , salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. " (Quran An-Nur : 61)
- Berzikir. Nabi bersabda "Jika seseorang memasuki rumahnya dengan menyebut nama Allah dan menyebut nama Allah ketika makan, maka syetan berkata : " Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makan buat kalian". Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika memasuki rumahnya, syetan berkata, "Kalian mendapatkan tempat menginap." Dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, syetan berkata, " Kalian mendapat tempat bermalam dan mendapat makan malam." (HR. Muslim)
- Membersihkan rumah dari patung-patung. Abu Tallah berkata, " Nabi Salallahu alaihi wa Sallam, bersabda ; " Malaikat tidak akan masuk rumah yang di dalamnya terdapat gambar patung-patung ".
- Membersihkan rumah dari anjing.
- Memperbanyak sholat sunnah di dalam rumah. "Jadikanlah sebagian sholat-mu di rumahmu, dan jangan kamu jadikan rumahmu seperti kuburan." (HR. Muttafaq'alaih).
Atau masih menggunakan ayat-ayat Al Quran sebagai jimat penolak bala ?
Saatnya membersihkan hal itu dan mulai kembali ke Al Quran dan Hadist.
Rahasia di Balik Kecerdasan Kaum Yahudi
Posted by : Abu Fath on :Monday, 21 February 2011 6 comments

Berkonotasi negatif, seperti yang kita tahu bahwa Yahudi merupakan golongan yang licik, penipu, dan menakutkan.
Berkonotasi positif dalam arti memang mereka mempunyai otak yang cerdas. Hal ini diperkuat dengan beberapa bukti nyata dari beberapa tokoh Yahudi yang terkenal sebut saja ; Albert Einstein penemu atom, Steven Spielberg stradara kondang, George Soros tokoh keuangan, dan sekarang yang lagi digandrungi didunia maya yaitu Mark Zuckerberg pembuat social network FaceBook.
Juga ada beberapa tokoh Yahudi yang menjadi merk terkenal sebut saja Este Lauder merk parfum, Ralp Lauren merk pakain, Levi Strauss merk celana jeans terkenal, Adam citroen merk mobil.
Selain dari fakta tersebut kecerdasan Yahudi juga tercatat dalam nas Al Quran :

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُواْ نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ
Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat (Albaqoroh 2;47)
Mengapa Yahudi Cerdas ?
Dr. Stephen Carr Leon melakukan penelitian selama 8 tahun dan dari hasil penelitiannya ini dapat diketahui mengapa Yahudi cerdas. Dan inilah hasil penelitiannya bagaimana membentuk anak Yahudi cerdas:
- Dipersiakan mulai dari kandungan
Si ibu Yahudi selalu menyanyi dan bermain piano, hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan otak janin. Selain itu Si Ibu dan Bapak sering melakukan secara bersama menyelesaikan soal Matematika hal ini juga dilakukan untuk melatih dan mempersiapkan otak janin agar menjadi jenius.
- Menu makan sang ibu
Menurut kaum Yahudi daging ikan sangat baik untuk pertumbuhan otak sedang kepala ikan tidak baik karena mengandung senyawa kimiamyang dapat merusak perkembangan otak anak dalam kandungan. Selain itu selalu menkonsumsi minyak ikan.
Dalam menu makan kalau sudah ada ikan maka tidak boleh ada daging karena campuran ikan dan daging tidak bagus dimakan bersama. Sedang salad dan kacang harus selalu ada terutama kacang badam.
Sebelum makan hidangan utama didahului dengan makan buah-buahan terlebih dulu, hal ini berbeda dengan kebanyakan yang dilakukan masyarakat umumnya. Menurut kaum Yahudi memakan hidangan berkarbohidrat (roti dan nasi) kemudian ditutup dengan buah-buahan menyebabkab ngantuk.
- Tidak merokok
Rata-rata anak Yahudi menguasahi 3 bahasa, Herbrew, Arab, dan Inggris. Pola makan selalu teratur mulai dari makan buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan ( code oil lever). Sejak kecil dilatih main piano dan biola, menurut saintis Yahudi hentakan biola dan piano dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan otak. Pelajaran yang diutamakan disekolah dari kelas 1 - 6 adalah matematika yang berbasis perniagaan, IPA, dan olah raga.
Dari penelitian Dr Stephen Car Leon dapat disimpulkan bahwa orang Yahudi memiliki otak yang brilian bukan karena mereka diberi kelebihan oleh Tuhan tetapi menurut Yahudi adalah suatu keharusan dan harus dipersiapkan sejak dalam kandungan. Hal ini bukan sekedar anugerah dari Tuhan tetapi ada usaha dan upaya. Sebab Tuhan tidak akan merubah suatu kaum, selum mereka sendiri mengubahnya ( berusaha) menjadi lebih baik.

Beli 1 Dapat 10
Posted by : Abu Fath on :Saturday, 26 June 2010 0 comments
Ada info menarik buat semuanya yaitu peluang usaha dan kerja sama bidang peternakan khususnya ternak kambing. Peluang yang menarik dan dapat dijadikan sebagai tambahan penghasilan serta bernilai ibadah.
Info lengkapnya silahkan klik disini qurban
Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Quran
Posted by : Abu Fath on :Friday, 23 April 2010 3 comments

Klasifikasi ayat-ayat Al-Quran sangat penting dan berguna untuk memudahkan dalam mencari ayat-ayat yang berhubungan dengan sesuatu atau dalam mencari hubungan ayat satu dengan ayat lainnya.
Ada baiknya sebelum mempelajari klasifikasi kita samakan persepsi penulisan ayat-ayat agar lebih mudah dalam pencarian dan pengertiannya serta untuk menyingkat penulisan.
Untuk penulisan ayat dalam penulisan selanjutnya adalah sebagai berikut :
2:123, 231
- Angka 2 menunjukkan nomor surat ke dua yaitu surat Al Baqoroh
- Angka 123 dan 231 menunjukkan ayat ke 123 dan 321 surat Al Baqoroh.
Klasifikasi ayat-ayat Al Quran :
- BAB I : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Arkanul Islam
- BAB II : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Iman
- BAB III : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Al-Quran
- BAB IV : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Ilmu dan Cabang_Cabangnya
- BAB V : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Amal
- BAB VI : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Da'wah
- BAB VII : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Jihad
- BAB VIII : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Manusia dan Hubungan Kemasyarakatan
- BAB IX : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Akhlak
- BAB X : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Harta
- BAB XI : Ayat-Ayat yang Menjelskan Masalah Hukum
- BAB XII : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Negara dan Masyarakat
- BAB XIII : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Pertanian dan Perniagaan
- BAB XIV : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Sejarah dan Kisah Terdahulu
- BAB XV : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Agama
BAB I : Ayat-Ayat yang Menjelaskan Masalah Arkanul Islam
1. Addin (Agama)
1.1 Agama yang diridhoi Allah
2:112,213
3: 19, 83, 102
4: 125
5: 3, 6, 14, 70, 125, 161-162
27: 91
33: 35
39: 11-12, 22
40: 66
41: 33
41: 13
45: 19, 19
61: 9
72: 14
98: 4, 5
110: 1, 2
1.2 Tidak Ada Paksaan dalam Beragama
2: 256
10: 99
18: 29
22: 78
42: 8
1.3 Ajakan Kepada Islam
2: 211, 285
5: 3
6: 70
21: 92
23: 52
28: 61
32: 18
39: 12-14
51: 16
87: 14
98: 5
1.4 Hakikat Islam
1: 6, 7
2: 112, 131, 132, 135, 142, 202
3: 19, 20, 51, 67, 85, 101
4: 125
5: 16
6: 136, 153, 161
7: 29
9: 33
10 : 25
11: 56
12: 40
16: 76
19: 36
21: 92
22: 54, 78
23: 52, 73
24: 46
30: 30, 43
31: 22
36: 4, 61
39: 54
41: 23
42: 13, 53
43: 43, 61, 63
48: 2, 20, 28
61: 9
67: 22
72: 13
98: 5
1.5 Ikhlas Terhadap Agama
10: 22, 105
29: 65
31: 32
39: 2, 3, 11
40: 14, 65
98: 5
1.6 Orang Islam
3: 52, 64, 84, 102
5: 11
6: 163
7: 132, 136
10: 72
16: 89, 102
21: 108
22: 78
23: 52
27: 81, 91
29: 46
30: 53
33: 35
39: 12, 14, 33
40: 69
46: 15
47: 29
1.7 Jahiliyah
3: 154
5: 50
6: 28, 136, 140
33: 33
46: 26
2. Tauhid
Untuk ayat-ayat menegenai tauhid tunggu posting selanjutnya.